Menjadi Guru Pilihan Hebat 1

Hi...selamat pagi semua, perkenalkan nama saya Ms. Eri Indriani, saya mengajar di SD N Trangkil 05 status wiyata bakti. Mengajar 43 anak itu tidak mudah lho...perlu usaha extra untuk menenangkan mereka ketika ramai, ketika ingin dimengerti, ketika minta diperhatikan. Ini kisahku, bagaimana kisahmu...?

Suatu hari setelah gagal interview disana sini, Bank A, B, C dan sebagainya saya mulai ragu untuk mencobanya lagi. Maklum kesana kemari juga energinya dan waktu. Saat itu ada tawaran mengajar Bahasa Inggris di SD ini, Ibu saya mendorong supaya saya mau kesana, tak butuh waktu lama akupun meyanggupinya. 

Kemalasanku berawal dari keidealisanku, Sarjana setidaknya dapat membantu orang tua, membelikan sedikit bahan pokok. Mana cukup pegawai honorer membantu ibunya, menyedihkan bukan? Setidak -tidaknya belikan daster saja, harus nabung berbulan - bulan, bayangkan saja. Apalagi membeli intan, permata? Kerja menjadi ogah - ogahan dan sekenanya saja. Pakai hati dunk.... iya ini juga sudah pakai hati, tapi masih setengah hati.

Pendidikan S1 yang kutempuh peletak dasarnya untuk jenjang SMP, dan SMA. Mengajar SD bayangku mudah, mudah sekali. Bahkan aku menutup mata saja tak ada tantangan apapun. 

Oktober, 1 2013 kalender HP ku berpendar dengan warna merah muda dengan emo senyum, serta alarm berbunyi seraya mengingatkanku, hari ini hari pertama saya masuk kerja. Menjadi guru...iya menjadi guru. Menjadi guru bahasa Inggris untuk anak - anak kecil. Jam 06.45 saya sampai, kemudian dipersilahkan duduk di tempat yang sudah tersedia. Nervous, grogi iya saya akui karena bertemu dengan orang - orang baru apalagi yang sudah senior. Perasaan tertekan pasti ada, bahkan sempet pusing dan sulit beradaptasi karena bermacam - macam karakter. "Guru baru, guru baru" anak - anak berteriak dan senyum senyum ketika melihatku. Dan hal yang menarik ketika saya mengetahui budaya mereka ketika mengawali dan menutup pelajaran. Bahkan aku tak pernah tahu di tempat dimana saya menimba ilmu di tempat PPL.

Anak SD dengan segudang kriteria beserta latar belakangnya. Dari segi agama, wah ini utama sekali, agama mengajarkan dasar - dasar kehidupan yang patut dilakukan atau yang tak patut dilaksanakan. Dari segi pendidikan orang tua, cara mendidik orang tua mereka, cara berbahasa, cara bertingkah laku, Dari segi ekonomi, ada yang kaya juga yang miskin, Dari segi budaya, hal ini pasti sudah sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Yach betul masalah kebiasaan. Juga Dari segi sosial, bagaimana mereka bersosialisasi dengan orang lain. Faktor - faktor itu lah yang sangat berpengaruh gitu ya terhadap perkembangan dan timbullah kriteria - kriteria yang variatif. Para anak - anak ini awalnya sama bagaikan kertas putih, ya benar sama. Apa yang membedakan ? Bedanya pada itu tadi "coretan" bagaimana coretan orang tuanya? Itu yang akan menentukan anak bisa berhasil beradaptasi dengan lingkungan.

Iyah seminggu mengajar anak - anak saya mulai frustasi, iyah bener frustasi pake banget. Aku belum bisa menguasai kelas, mereka rata - rata caper sama Bu gurunya. Minta diperhatikan semua. Saya pegang kelas 3 awalnya. Persepsi yang salah menuturkan keputusan yang salah kaprah. Mudah mengajar SD? Tidak mudah. Saya mengalami kegetiran yang sangat amat pedih. Mengajarku tahap SMP dan SMA, sangat berbeda sekali. Iya berbeda sekali.

S1 ku belum apa - apa untuk menghadapi mereka, ilmu ku masih sangat terbatas sekali mengajar anak - anak ini. Sering kali keluhan keluhan saya lontarkan kepada ibu saya. Ingin menyerah dan pindah. Tapi ibu selalu membangkitkanku, "ini masa depanmu. Sabar nanti pasti kamu bisa, Ibu dulu ya seperti itu, belumlah tau bagaimana mengajar yang benar. Tapi nanti lah akan datang ilmu - ilmu itu seiring proses yang kamu lalui."
Sering belajar gitu yach...
Bersambung ....

Salam Guru Hebat..

Comments

  1. YouTube - Vidl Video Games and Culture - Video-Games
    Video-Games, Culture & Culture, Video-Games, Culture and Culture, youtube mp3 Video-Games, Culture and Culture, Video-Games, Culture and Culture,

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Filosofi Jawa Ketam Ladam : Rukun koyo Mimi lan Mintuno

Cara Merawat Wajah based on Dr. Anila, S.Pkk